Tentang David Hartanto:
“ Menjadi guru yang baik, bukanlah hal yang mudah tetapi tidak sukar untuk dijalankan
Guru bagaikan seorang penabur dan benihnya adalah murid-muridnya “
Left to Right : Foto pada saat pelatihan IMO di Bandung
Andre Wibisono, David Hartanto, Sander Parawira, Anton Wardaya
Foto Anak-anak Math Club pada acara perpisahan kelas 3
Pertama-tama saya ingin memperkenalkan diri, nama saya Anton Wardaya.
Saya adalah guru David Hartanto (Ming-ming).
Tahun 2002, saya mendapatkan kesempatan mengajar di SMAK 1 Jakarta.
Saat itu lah, saya mengajar angkatan David Hartanto.
Ketika itu saya mengajar Matematika salah satu nya kelas 1-3, kelas David Hartanto.
Kelas yang berada di lantai 2 pojok kanan berisikan anak-anak yang asik dan beraneka ragam.
Ketika saya masuk, David yang biasa disapa Ming-Ming maju ke depan, meskipun duduknya di belakang.
Dengan antusiasnya, Ming-Ming mendengarkan saya mengajar. Saya ingat sekali wajah dan suaranya
Charles Christian dan Gerald mengadakan kompetisi Matematika kecil-kecilan. Mereka mengundang anak-anak angkatannya ikut serta pada kompetisi itu.
Saya nilai angkatan ini banyak anak yang berbakat seperti David Hartanto, Sander Parawira, Charles Christian, Freddy Kusnandi, Petrus Ricky, Gunadi Wiharjo,Anthony Kho dan tidak ketinggalan Naomi Pratiwi.
Akhirnya saya minta dukungan sekolah untuk membuka Math Club yang merupakan cikal bakal dari klub-klub sains yang lain.
Setiap Sabtu pagi kita berlatih di sekolah. Tiap kompetisi kita ikuti.
Prestasi demi prestasi berhasil diraih. Ada kalanya jatuh. Tapi hal inilah yang membuat kita semakin menyadari kemampuan kita berasal dari Tuhan. Satu hal yang selalu saya tanamkan adalah jangan pernah menjadi sombong ketika kita sudah diatas. Bagikan ilmu itu ke teman-teman atau sekitar kita yang membutuhkan pertolongan kita. Saya lihat David adalah seorang yang helpful, ketika teman-temannya tidak bisa, dia mau mengajarkan.
Di kelas 1-3 terpajang suatu lukisan tentang seorang petani yang sedang menaburkan benih.
Saya mulai bercerita, petani itu bagaikan seorang guru yang sedang menaburkan ‘benih-benih’.
Benih-benih itu adalah murid-muridnya. Mungkin benih itu dapat jatuh di tanah yang subur, tapi dapat juga jatuh di tanah yang berbatu-batu atau tandus.
Tidak selamanya saya sebagai guru mendampingi kalian. Tapi hanya doa yang dapat mengiringi kalian dimanapun kalian berada.
Menjadi guru yang baik tidaklah mudah tetapi tidak sukar untuk dilakukan. Guru bukanlah Cuma seorang yang mentransfer ilmunya, melainkan seorang figur yang dapat menjadi sahabat bagi murid-muridnya, mendengarkan keluh kesah, bahkan menjadi seorang motivator ketika murid-muridnya mengalami kesusahan.
Saya selalu mengajarkan ke murid-murid olimpiade. Hidup ini bukanlah untuk Matematika atau olimpiade saja. Tetapi ada banyak hal yang harus dikejar, seperti sosialisasi, mengemukakan pendapat
Saya ingat ketika saat itu kami( saya, David, Sander, Freddy, Petrus Ricky) menuju Bandung, sore-sore untuk mengikuti lomba mat di ITB. Saat itu kami berlima naik kereta bareng. Sampai disana sudah larut malam.
Akhirnya kami tinggal di tempat penginapan dekat stasiun. Keesokan paginya kami menuju ITB.
Sesudah mengikuti semifinal, David tidak lolos ke final. Padahal saat itu, David sudah pernah mengikuti pelatihan IMO ( International Math Olympiad ). Tetapi David tidak ada perasaan kesal atau malu.
Malah saya lihat David santai saja. Tidak ada perasaan stress.
Sesudah pulang dari IMO 2005, Merida, Meksiko, saya menjemputnya di bandara Soekarno Hatta.
Meski tidak memperoleh medali saat itu, tapi saya lihat dia sangat senang sudah mewakili Indonesia di ajang bergengsi itu. Saya tahu David adalah anak yang bertanggung jawab. Setiap tugas dilakukannya dengan rapi dan tepat waktu.
Saya mendengar kabar tentang David hari Senin, 2 Maret 2009.
Saya begitu shock dan sangat sedih. Sebab begitu banyak kenangan yang sudah kita lewati.
Saya sangat yakin, David tidak mungkin melakukan perbuatan seperti itu.
Saya hanya berdoa Tuhan membukakan kebenaran demi kebenaran.
Saya kenal sekali karakternya. Mengeluarkan kata-kata marah, tidak pernah keluar dari mulutnya.
David, anak yang baik dan sopan. Ketika bertemu saya, menyapa dengan ‘pak AW’.
Selama 3 tahun, saya mengawal angkatan ini sehingga saya tahu perkembangan setiap anak.Seperti biasanya awal kelas 3, saya sudah mulai menanyakan jurusan dan universitas mana yang hendak dituju. David memang sudah bertekad mau masuk ke NTU dan ambil jurusan elektro.
Saya tahu saya sendiri dapat banyak email yang mengatakan David hasil didikan dari SMAK 1.
Saya tidak malu mengatakan bahwa David adalah murid saya.
Minggu lalu, saya berkunjung ke keluarganya.
Sebelum David berangkat kuliah ke NTU, Singapore, saya sempat memberikannya sebuah baju.
Kata Ibunya, David sengaja tidak memakai baju tersebut supaya tidak rusak dan disimpannya dengan rapi dalam lemari.
Vid, kamu adalah benih yang jatuh di tanah yang subur.
Saya bangga atas dirimu.
Sekarang kamu sudah kembali ke Sang Khalik.
Beristirahatlah dengan tenang.
Kami tidak akan tinggal diam, sehingga nama mu kembali bersih
Pada akhirnya kebenaran akan muncul ke permukaan.
Selamat jalan Ming…
Pak AW
antonwardaya@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar